Searching...

Renungan Harian Jumat, 14 Maret 2014 - Matius 5:20-26


Renungan Hari Jumat, 14 Maret 2014

Yesus dan Hukum Taurat, Matius 5:20-26

5:20 Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

5:21 Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum.

5:22 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.

5:23 Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau,

5:24 tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.

5:25 Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara.

5:26 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.

Renungan :
Yesus mengajarkan KASIH sebagai ajaran yang utama. Kasih keluar dari dalam hati, bukan sekedar dimulut dan kata-kata,karena Kasih tanpa perbuatan yang nyata bukanlah kasih yang sebenarnya. Seperti kasih Allah yang begitu besar kepada manusia, Ia mengutus PuteraNya yang tunggal untuk menebus dosa-dosa kita. Pengorbanan dan sengsara Yesus adalah wujud Kasih Allah bagi kita. Yesus pun mengasihi kita dengan cara mengutus Roh Kudus yang ada dalam diri kita untuk selalu menyertai dan membimbing kita supaya kita tidak jatuh dalam godaan dan dosa. 
Apakah kita sudah mengasihi sesama kita? bahkan yang terdekat dengan kita, suami/istri kita, anak-anak kita, orang tua kita? bagaimana wujud kasih kita kepada mereka? 
Di dalam kasih selalu ada damai yang menyertai, tidak mungkin kita dapat merasakan damai jika hati kita tidak dipenuhi kasih. Jika kita mampu berbagi kasih dengan sesama pasti keberadaan kita pun akan membawa damai bagi orang-orang disekitar kita.

Ya Tuhan, semoga aku mampu untuk selalu mengasihi keluargaku, sesamaku, dengan perbuatan dan perkataanku, dan semoga aku mampu menjadi pembawa damai bagi orang lain. Amin