Searching...

Renungan Harian, Rabu, 19 Februari 2014 - Markus 8 : 22 - 26

Renungan hari Rabu, 19 Februari 2014

"Yesus menyembuhkan seorang buta di Betsaida" Injil Markus 8:22-26

8:22 Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Betsaida. Di situ orang membawa kepada Yesus seorang buta dan mereka memohon kepada-Nya, supaya Ia menjamah dia.

8:23 Yesus memegang tangan orang buta itu dan membawa dia ke luar kampung. Lalu Ia meludahi mata orang itu dan meletakkan tangan-Nya atasnya, dan bertanya: "Sudahkah kaulihat sesuatu?"

8:24 Orang itu memandang ke depan, lalu berkata: "Aku melihat orang, sebab melihat mereka berjalan-jalan, tetapi tampaknya seperti pohon-pohon."

8:25 Yesus meletakkan lagi tangan-Nya pada mata orang itu, maka orang itu sungguh-sungguh melihat dan telah sembuh, sehingga ia dapat melihat segala sesuatu dengan jelas.

8:26 Sesudah itu Yesus menyuruh dia pulang ke rumahnya dan berkata: "Jangan masuk ke kampung!"
-------------------------------------------------------------------------------------------
Jika kita menjadi orang buta pada waktu itu dan ketika Yesus meludahi mata kita dan menumpangkan tanganNya diatas kepala kita, perlahan kita dapat melihat diri kita sendiri, kita melihat dengan jelas kemanusiaan kita. Kita hanya manusia, bukan apa-apa, namun Allah mengaruniakan hidup bagi kita. Melalui puteraNya Ia menyelamatkan hidup kita, dan hidup kita yang lemah, rapuh ini selalu dituntun oleh kuasa Roh KudusNya, semua terjadi dalam hidup kita semata-mata karena kasihNya.
Seingkali walaupun dapat melihat kita masih saja buta, tidak dapat meihat kemanusiaan kita sendiri bahkan orang lain, tidak dapat menghargai hidup kita sendiri, terlebih menghargai orang lain. Yang kita lihat hanyalah kepentingan hidup kita sendiri, keinginan kita, cita-cita kita untuk selalu dapat hidup nyaman dan aman, bagaimana kita dapat semakin dihormati dan diperdulikan. Kita tidak dapat melihat orang lain apa adanya, bahkan Roh yang ada dalam sudut hati kita pun tidak pernah kita perdulikan.

Ya Tuhan, saat Kau menumpangkan tanganMu diatas kepalaku, perlahan-lahan aku mulai dapat melihat, melihat diriku sendiri, kemanusiaanku, kelemahanku, ketergantunganku akan diriMu, ketidakberdayaanku dihadapanMu. Kulihat Roh yang menyala-nyala dalam diriku, mencoba menyentuh kesadaranku untuk selalu mendengar panggilanMu,,namun terkadang ada kabut yang menyelimuti sehingga mataku hampir tidak dapat melihat lagi, api Roh yang menyala nyala hampir padam, sekali lagi Tuhan menumpangkan tanganNya diatas kepalaku, dan seketika itu juga aku dapat melihat rohku dengan jelas semakin membesar dan membakar hidupku, menjadikan aku suluh yang menerangi sekitarku. Terima kasih Tuhan kuucapkan kepadaMu.