Searching...

Renungan Harian Selasa, 11 Maret 2014 - Matius 6:7-15



Renungan Hari Selasa, 11 Maret 2014

Hal Berdoa, Matius 6:7-15



6:7 Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.

6:8 Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.

6:9 Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu,

6:10 datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.

6:11 Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya

6:12 dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami;

6:13 dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.)

6:14 Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga.

6:15 Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.



Renungan :

Sebagai orang Katolik kita pasti sudah hafal doa Bapa Kami diluar kepala. Tetapi apakah kita mendoakannya dengan hati ataukah hanya sekedar kata-kata yang keluar dari mulut kita,,,dalam sehari berapa kali kita menyebut 'Bapa kami yang ada di Surga',,,ataukah sama sekali tidak ada waktu untuk mengucapkan itu. 
Saat kita berseru ' Dimuliakanlah namaMu, Datanglah kerajaanMu, jadilah kehendakMu' apakah kita benar-benar mengakui Dia sebagai Raja dihati kita?atau segala keinginan kita, ketakutan dan kecemasan kita yang merajai hati kita? apakah kita benar-benar mengharapkan kehendak Tuhan saja yang terjadi ataukah kita lebih menuntut kehendak dan kenginan kita saja yang harus Dia turuti?
Saat kita berucap 'Berilah kami rejeki hari ini', apakah kita benar-benar telah berserah diri kepadaNya dan sadar bahwa hidup kita sehari ini adalah anugerah kasihNya? 
Saat kita berseru 'dan ampunilah kesalahan kami seperti kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami', apakah kita benar-benar telah memaafkan kesalahan orang lain kepada kita?ataukah kita masih menyimpan segala kemarahan dan dendam dalam hati?
Kemudian kita berucap 'dan janganlah masukkan kami kedalam pencobaan tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat', sadarkah kita bahwa segala tindakan dan perbuatan kita kadang justru mengundang segala yang jahat dan kita sengaja masuk ke dalam lautan pencobaan?
Ya Tuhan, semoga aku semakin mampu untuk berdoa seperti yang Kau kehendaki, dengan sepenuh hati, dan menyerahan diri sepenuhnya dalam kuasaMu. Amin