Searching...

Renungan Harian Senin, 17 Februari 2014 - Markus 8:11-13

Renungan Harian 17 Februari 2014

" Orang Farisi Meminta Tanda " Injil Markus 8 : 11 - 13

8:11 Lalu muncullah orang-orang Farisi dan bersoal jawab dengan Yesus. Untuk mencobai Dia mereka meminta dari pada-Nya suatu tanda dari sorga.

8:12 Maka mengeluhlah Ia dalam hati-Nya dan berkata: "Mengapa angkatan ini meminta tanda? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberi tanda."

8:13 Ia meninggalkan mereka; Ia naik pula ke perahu dan bertolak ke seberang.

8:14 Kemudian ternyata murid-murid Yesus lupa membawa roti, hanya sebuah saja yang ada pada mereka dalam perahu.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Seringkali kitapun mencobai Dia, kita sering meminta tanda kepadaNya. Keinginan untuk mencobai Dia adalah karena ketidakpercayaan. Jika ditanya kita semua pasti akan menjawab bahwa kita percaya,,,tapi setanpun juga percaya bahwa Yesus adalah anak Allah, lalu apakah bedanya kita dengan setan? Setan percaya tetapi tidak mau menyerahkan hidup mereka kepada Yesus, mereka menolak Yesus. Jika kita percaya kepada Yesus tetapi kita tidak mau menyerahkan hidup kita kepadaNya, kita sama saja dengan setan. Menyerahkan hidup kita kepadaNya berarti membiarkan Dia memiliki dan menguasai kita, kita rela menjadikan kehendakNya sebagai kehendak kita, melalui hidup kita, kita membiarkan Dia berkarya dan melaksanakan kehendak Bapa, maka Dia akan memberikan tanda. Jika hati kita kukuh mengandalkan kekuatan diri sendiri maka jangan kaget jika Ia akan meninggalkan kita dan bertolak ke seberang, kepada orang-orang yang sekalipun tidak mengimani Dia tetapi mau menyerahkan hidupnya sepenuhnya kepadaNya.

Hari demi hari kulalui dengan aktivitas sehari-hari. Mulai dari bangun pagi kemudian beraktivitas sehari, menjelang malam saat aku akan beristirahat semua kulalui dengan biasa tanpa merasa ada yang istimewa. Saat tiba hari Minggu, waktuku untuk pergi ke Gereja juga kulakukan dengan biasa seperti rutinitas, mengikuti Ekaristi, menyambut Tubuh Kristus dengan biasa, dan pulang kembali kerumah semua tidak ada yang terasa istimewa. Ketika aku hendak berdoa, biasa kunyalakan lilin lalu kupandangi nyala lilin itu, kusadari ujung-ujung lidah api itu selalu menari-nari, bentuknya tidak pernah sama, setiap detik, setiap saat bentuk nyala api itu berubah, dan keindahannya justru tampak saat itu. Jika saja nyala api itu bentuknya selalu sama, maka akan seperti gambar yang mati dan tidak hidup. Kubandingkan nyala api itu dengan hidupku, ternyata hidupku selama inipun mati,,,,, dalam kesunyian kudengar Dia berkata, "AnakKu, jika sesaat dalam hidupmu tidak kau lihat sebagai anugerah dari Bapa, bagaimana mungkin kau mencintai Bapa? jika sejengkal langkahmu kaulihat sebagai hal yang biasa dan bukan karunia Bapa, bagaimana mungkin kau dapat merasakan kasihNya? jika setiap helaan nafasmu tidak membuatmu bersyukur, apakah Aku harus menghentikan nafasmu supaya kau mau bersyukur?" Kuhela nafas dalam-dalam,,kusadari bahwa setiap helaan nafasku adalah keajaiban dariNya, setiap tarikan nafasku adalah tanda dariNya.